Gara-gara sholat dhuhur berjamaah di mesjid

Ketika itu, saya bela-belain cuti dari kantor untuk bertemu seseorang yang begitu penting. Sebutlah namanya Ibu Rina (bukan nama sebenarnya).Agendanya, hari Kamis pukul 09.00  di Pasteur, Bandung. Berangkat dari rumah saya pukul 08.00. Singkat cerita, saya nyasar. Kebiasaan saya, kalau nyasar saya biasa menggunakan google map. Di luar dugaan saya, ketika saya akan menggunakan google map, hp saya mati. Saya baru ingat, kalau hp saya belum di charge dari semalam. Biasanya kalau pulang kerja, saya biasa mencharge hp saya, karena memang saya pulang dari kantor biasa pulang malam. Karena hp saya mati dan saya juga tidak bisa menggunakan google map, maka alternative ke dua agar saya tiba di tempat tujuan adalah dengan menggunakan GPS (Gunakan Penduduk Sekitar). Ternyata menggunakan penduduk sekitar tidak semulus yang saya duga, ada juga yang memberikan petunjuk yang salah.Hadooohhh. Batinku.
Musibah yang menimpaku hari itu, tidak hanya hp mati dan nyasar, tetapi ban motor saya juga kempes. Akhirnya saya cari tukang tambal ban. Tiba ditukang tambal ban, ternyata saya mendapat antrian ke 3. Sempat kesal sama diri sendiri, gara-gara lupa tidak mencharge hp. Coba kalau saya tidak lupa mencharge hp, mungkin saya tidak akan seperti ini. Batinku. Jam di tangan menunjukkan pukul 11.30. Saya sudah pasrah tidak bertemu dengan Rina, agenda jam 09.00, jam 11.30 saya ada di gegerkalong. Saya sendiri juga tidak tahu kenapa bisa sampai nyasar ke gegerkalong. Karena sebentar lagi sholat dhuhur, akhirnya saya mampir ke masjid Darut Tauhid untuk menunaikan sholat dhuhur.
Seusai sholat dhuhur, Alhamdulillah hati saya lega, tenang, dan tidak uring-uringan lagi seperti tadi. Saya mencoba untuk mengiklaskan kejadian hari ini. Ternyata tenang juga ya sholat berjamaah di masjid. Jarang sekali saya sholat dhuhur berjamaah di masjid. Biasanya saya sholat dhuhur munfarid di kantor. Ketika hati saya benar-benar plong, saya akan pulang ke rumah saja, karena saya yakin ibu Rina juga sudah pergi. Karena jadwal saya bertemu dengan ibu Rina dari jam 09.00-11.00. Ketika saya beranjak berdiri, tiba-tiba ada seorang ibu-ibu berbicara:
“Mba-mba, mba peserta seminar yang tadi?” Tanya nya padaku.
“Oh…, bukan bu, saya bukan peserta seminar, saya hanya singgah saja sholat dhuhur di sini. Ini juga saya mau pulang.” Jawab saya.
“Mba lagi sibuk, gak? Kalau tidak keberatan bagaimana kalau mba menggantikan saya dalam acara seminar untuk sesi 2. Kebetulan saya tidak bisa mengikuti untuk sesi 2nya, saya ada keperluan mendadak.  Bagaimana, mbak? Bersediakah?”
“ Oh…, siap bu, saya bersedia.” Jawab saya dengan lantang.
“ Bilang saja pakai nama ibu, kalau panitia bertanya.”

Saya memang senang ikut seminar, apalagi kalau seminar entrepreneur, gratis lagi. Rasa sedih dan kesal hilang begitu saja. Peserta seminar, kebanyakan pengusaha semua, tidak ada yang karyawan. Hanya saya saja yang karyawan. Bermula dari sinilah saya sampai sekarang suka mengikuti acara-acara seminar. Allah memang sebaik-baik yang punya rencana. Kalau saja saya tidak nyasar, dan ban motor saya juga tidak kempes, mungkin saya tidak akan sholat dhuhur berjamaah di mesjid, dan saya juga tidak akan mengikuti seminar, serta saya juga tidak akan bertemu dengan orang-orang qualified dari berbagai kota di Indonesia, saya juga tidak akan punya banyak network pengusaha-pengusaha yang sukses. Oh…, Allah, memang sebaik-baik rencanya. Dia maha tahu yang terbaik untuk hambanya. 

Comments

Popular posts from this blog

Mental Gratisan

STOP SELLING, START HELPING

Hanya Segelas Air